Title : KISAH NYATA PEMAIN HITORI KANKURENBO
-------------------------------------------------------------
Aku pergi.
Bahkan aku tidak melakukan pengepakan, biar aku beli baru saja. Aku melapor ke CIEE (badan yang mengatur program menginap di Jepang ini) bahwa aku tidak bisa tinggal lagi bersama keluarga tersebut.
Ini bukan kunjungan pertama ke Jepang. Aku tinggal di Chiba-shi sebelumnya selama dua minggu musim panas lalu, dan mereka sudah menawarkan untuk tinggal bersama mereka. Lokasinya cukup dekat untuk aku sekolah di Tokyo, semoga CIEE mengizinkan tapi kalaupun tidak boleh, tak akan pernah aku mau kembali ke rumah tersebut, meski aku cukup yakin dibolehkan.
Ayah dan Ibu tidak menulis catatan tersebut. Aku menyadarinya pagi ini saat aku keluar kamar. Meski pintu kamarku bersih dari simbol darah tersebut (karena aku menabur garam di depannya), semua pintu di rumah ditandai dengan simbol 死 dari darah. Saat mau sarapan, aku melihat ada noda seperti darah di lemari tempat aku dan Akane sembunyi. Aku buka pintunya, dan….berharap seandainya tidak kubuka.
Ayah dan Ibu disitu, masih bernapas, meski seperti sekarat. Tapi mata mereka, mata mereka sudah tidak ada lagi, dicongkel keluar, tak ada pula bulu matanya. Mereka juga sulit berbicara, karena rasa sakit yang luar biasa.
Ibu berbisik, “Akane….jangan”
Aku berbisik, “Jangan khawatir, ini Sarah, biar kubantu”
Aku ambil garam, menaburkan di sekitar tangga, untuk jaga-jaga. Lalu aku rasa kurang dan kubakar lebih banyak dupa dan kutaruh di lantai bawah sebelum kubantu Ayah dan Ibu. Teleponnya juga tidak berfungsi, masa bodoh kalau tetangga tahu dan bergosip soal ini, menyelamatkan nyawa mereka lebih penting daripada reputasi.
Aku bersyukur aku melakukan penaburan garam, karena mereka bisa keluar dari pintu, dan ternyata ada Akane. Penutup matanya lepas, mata kirinya rusak. Seolah dia sendiri yang melakukannya. Sebelumnya, matanya hanya tergores dari kecelakaan saat pertama kali ritual. Dia memegang pisau dari ritual tersebut, dan pisaunya terbalut darah, darah Ayah dan Ibu kurasa, dan aku mencoba sebisaku untuk tidak muntah. Mata kanannya menatap kami dengan dalam, berputar, dan dia tersenyum.
“Sayang aku tidak menemukanmu.”
Aku takut. Aku langsung keluar rumah bersama Ayah dan Ibu, lari ke tetangga terdekat meminta pertolongan dan menelpon ambulans. Saat aku pergi, tirai kamar Akane terbuka, dan aku berani sumpah, aku melihat dia mengintip keluar.
Aku pergi ke kuil sehabis itu. Pendeta kuil bilang aku baik-baik saja, garam dan dupa melindungiku, dan jiwaku masih bersih. Tapi aku memohon untuk melakukan pembersihan rumah, aku cerita tentang Akane, aku beri alamatnya, dan dia bilang akan bantu sebisanya dan mengunjungi rumah tersebut.
Aku menelpon bibi untuk memperingatkan agar Erina kecil dijaga, tapi bibi malah bilang, Erina kecil sudah wafat tiga hari lalu, tengah malam, dan bibi belum berani bilang ke Ayah dan Ibu. Aku menangis dan aku cerita ke bibi semua yang terjadi, dan meminta dia waspada akan Akane. Bibi mulai menangis di telepon, aku meminta maaf terus menerus, dan bibi hanya bilang hati-hati, demi Erina.
Aku lalu menelpon keluarga baruku di Chiba, naik kereta ke Tokyo, dan pindah beberapa jam lalu. Aku tidak tahu apakah pak pendeta berhasil membantu Akane atau tidak, tapi tidak akan pernah aku mau mampir lagi ke rumah di Kasukabe-shi dalam waktu dekat.
Ada dari kalian yang khawatir mampir ke Jepang setelah baca cerita ini. Aku malah menyarankan pergi saja, tapi, jangan sekali-kali coba berurusan dengan dunia gaib di sini. Ini bukan seperti papan Ouija, ini benar-benar berurusan dengan kutukan, kematian, penyiksaan, pokoknya jangan. Setiap kali aku menutup mata, aku terbayang mata kosong Ayah dan Ibu, dan aku takut, takut juga dengan Akane. Aku menyimpan dupa dan garam di kamarku dan aku menggantung jimat. Aku merasa aman, untuk sekarang, tapi berapa lama sampai aku ditemukan?
UPDATE:
Ada telepon jam 11 malam, keluargaku sedikit mengomel, ini dari pendeta di Kasukabe-shi. Dia mengabarkan, bahwa dia tidak bisa menyelamatkan Akane sepenuhnya, dia minta maaf terus. Dia bilang, jiwa Akane sudah menyatu dengan “Erina”, dan pembersihannya tidak sempurna. Sekarang Akane sudah di rumah sakit, bersama orangtuanya. Akane tidak lagi kerasukan tapi kutukannya akan tetap di dia dan keturunannya selama empat generasi. Keturunan sebelumnya seperti paman, bibi, dan sebelumnya lagi aman saja, aku juga. Pendeta memintaku mampir ke kuil di Kasukabe-shi hari minggu nanti dan bicara ini lagi.
大丈夫だよ。
(笑)
心配
しない
みんなは大丈夫だよ
(笑)
すごく楽しかった!面白いゲームだね!
さあ~ つぎの人はだれ?
(笑)
あなたを見つけるよ。
(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)( 笑)(笑)(笑)
み
つ
け
た
~サラ
Translate:
Aku baik-baik saja
(tertawa)
Jangan
khawatir
semua orang (di sini) baik-baik saja
(tertawa)
Betapa menyenangkan! Permainan yang menarik, bukan!
Sekarang, siapa orang berikutnya?
(tertawa)
Aku akan menemukanmu
(tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa)
Aku menemukanmu
~Sarah
EDIT MASSIVE: BUKAN AKU YANG MENULIS INI!! WTF! (Aku nyaris tak bisa membacanya) aku baik-baik saja, sumpah. Aku pergi ke rumah itu, aku tak tahu kenapa tapi aku seperti ditarik oleh sesuatu, aku bahkan tidak ingat turun dari kereta, aku bahkan tidak ingat apapun setelah menggesekkan PASMOku. Aku tidak ingat apa-apa setelahnya, dan baru saja aku baru mendapati diriku terbangun di kuil lagi. Pendeta kuil mengatakan ia tahu (sungguh aku tidak mengerti) di mana aku berada dan melakukan upacara pengusiran setan. Aku akan mengunjungi Akane dan Mom dan Dad dengan dia. ‘
'Updating via iphone’. Akhirnya sekarang aku memiliki jimat yang diikat ke bagian tubuhku untuk perlindungan. Aku ketakutan. Satu-satunya hal yang menenangkanku hanyalah pendeta kuil.
EDIT KEDUA: Di rumah sakit. Aku benar-benar gugup melihat Akane dan Mom dan Dad. Akane diborgol ke tempat tidur, tapi dia tidak ingat apapun, tentang bangun di malam hari dan membuat karakter 死 di pintu, tapi dia ingat saat menyerang Mom dan Dad. Dia menangis. Dia benar-benar tak berdaya, dia tidak bisa menghentikannya, dia mengatakan kepadaku, tapi dia menerima semua kejadian itu. Dia terus menyebut “Unmei” yang artinya tak kumengerti, tapi setelah mencari artinya, ternyata artinya “iman”. Kepala Mom dan Dad keduanya dibalut sepenuhnya. Mereka berterima kasih kepadaku karena telah menyelamatkan mereka dan mereka meminta maaf kepadaku. Serius, mereka mengatakan mereka minta maaf karena telah menjadi orang tua angkat yang buruk dan telah merusak pengalamanku dengan Jepang.
Aku menangis, dan memberi mereka pelukan besar. Mereka memiliki hati yang sangat besar. Aku masih menangis. Bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi pada mereka? Aku merasa sangat bersalah. Besok, dengan penuh harap, aku akan berbicara dengan direktur program, serta berkonsultasi dengan Kedutaan Besar AS di Tokyo untuk melihat apa yang harus ku lakukan.
EDIT KETIGA: Kembali ke Chiba dengan keluarga angkat lamaku, aman dan sehat. Terima kasih semua untuk komentar baik kalian. Aku merasa lebih baik, jauh lebih baik. Aku merasa aman untuk beberapa alasan. Aku berbicara dengan pendeta kuil tentang kutukan pada Akane. Dia mengatakan bahwa jika dia tidak memiliki anak, kutukan itu akan mati bersamanya. Kedengarannya seperti nasib yang mengerikan bagiku, untuk tidak dapat memiliki keluarga sendiri. Aku benar-benar sedih. Aku tidak tahu apa lagi yang harus kukatakan.
EDIT KEEMPAT: Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck… BARU SAJA MENDAPAT PESAN INI DI ‘INBOX HELP’-KU.
Subject: ‘Kembalilah lagi’
Kau
bisa
lari
tapi
tidak
untuk
waktu
yang
lama
Edit kelima: Ini hanya ‘troll’. Aku baik-baik saja…
Maaf karena aku tidak segera meng-update. Dua minggu terakhir adalah KEGILAAN. Aku sudah mengunjungi kedutaan, CIEE, polisi, kuil… ulangi dan pembersihan lagi bila perlu. Terima kasih kepada semua pengguna yang mengirim pesan yang membuatku nyaman. Itu benar-benar baik guys, benar-benar membantu membuatku tetap waras, jujur??.
Sekarang aku kembali ke Amerika. Aku wanita bebas. Singkatnya, inilah yang terjadi.
1.Akane ditahan (kepolisian). Orangtuanya, meskipun bingung, bersaksi melawan Akane. Dia (Akane) bahkan bersaksi melawan dirinya sendiri… melalui pemberbicaraan dengannya, dia berkata meskipun awalnya dia tidak bisa ingat banyak, ada bagian yang dia ingat, tidak berada dalam kendali pikirannya sendiri seperti yang dia inginkan saat ditekan oleh kekuatan yang lebih besar. Dia mengalami percakapan (atau lebih seperti argumen dengan Erina), dan memberitahu Erina bahwa dia tidak ingin terikat dengannya. Untuk membuktikan bahwa dia tidak berdaya, Erina membuatnya menyerang orang tuanya dan mencongkel mata mereka, dan kemudian memotong matanya sendiri. Jika aku berada di rumah, dia akan dipaksa untuk menyerangku juga. Tapi karena aku tidak ada, Erina memaksanya untuk menulis catatan. Dia menangis. Aku belum pernah melihat manusia didorong ke jurang seperti itu (kiasan). Aku sangat sering menangis dalam beberapa minggu terakhir, sampai aku merasa semua air mataku kering.
2.Aku sudah dibebaskan dari program ini karena masalah pribadi (yeah, saudara angkatmu yang kerasukan dan mencongkel bola mata bisa dihitung sebagai masalah pribadi) .
3.AKU KEMBALI KE RUMAH. Terima kasih Tuhan.
Disinilah aku mulai merasa aneh.
Aku itu orangnya penakut, jadi aku belajar dengan hati-hati tentang proses ritualnya, lalu aku pun memulai permainannya. Temanku telah mencoba nya, Katanya saat dia membuat beberapa suara, roh yang berada di dalam boneka itu mencakar pintu kamarnya. mendengar pengalaman temanku itu, aku sangat ingin tau sekaligus sedikit ketakutan.
Untung saja Keluargaku pergi bermalam di rumah nenek ku, jadi aku segera menyediakan apa saja yang di butuhkan untuk memulai ritual tersebut.
Karena garam itu dibutuhkan untuk mengakhiri ritual, dan karena aku itu penakut, dengan sengaja aku pun mencampurkan alkohol dan garam untuk membuat ramuan yang sangaaattt kuat agar roh yang berada di dalam boneka cepat keluar.
Aku hanya menyalakan TV dan mematikan barang elektronik lainnya.
Sekarang giliranku untuk memulai permainan ini.
Aku sangat serius TIDAK ingin terluka, jadi aku menggunakan pensil mekanik untuk menusuk bonekanya.
Lalu aku berlari ke dalam lemari di kamar yang paling besar dirumah ku, dan membawa campuran air garam itu di mulutku.
Saat menit-menit pertama, aku sangat bosan.
Apakah mungkin aku terlalu banyak membaca cerita seram?
Mungkin seharusnya aku sekarang mengrimkan pesan ke temanku, bukannya melakukan ini
Itulah yang aku pirkan.
Lalu,
Seolah-olah berhalusinasi,
Saluran TV mulai berubah, dan aku dapat mendengar suara,
“Dimana… Kau?”
Saat saluran itu berubah.
Tidak tidak tidak tidak,
Akuhanya berpikir seperti itu.
Hal semacam itu hanya ada di KOMENTAR SETELAH BERMAIN GAME HOROR!
Setelah itu, terdengar Suara tertawa perempuan
Dan lebih parahnya lagi, tawa itu terdengar seperti tertawa ku!
Dan suara melalui TV itu tidak berhenti.
Aku hanya berpikir bahwa,
‘AKU HARUS MENGAKHIRI SEMUA INI’
Sungguh, itu saja.
Lalu, aku berlari keluar dari lemari dan berlari menuju kamar mandi untuk menemukan boneka itu.
Tetapi, saat aku sedang berlari, tiba-tiba aku menginjak sesuatu.
Itu adalah,
Boneka Pooh
Yang sudah aku siapkan untuk ritual ini.
Aku benar-benar ingin pingsan, tetapi aku selalu takut aku akan terluka jika aku pingsan, lalu dengan segera aku pun mengakhiri permainan ini.
Boneka itu seharusnya kan berada di kamar mandi yang berada di seberang lorong,
Namun,
Boneka itu tepat berada di sebelah tempat tidur,
DENGAN PENSIL YANG BERADA DI TANGANNYA!
Ke esokan hari nya, aku menyingkirkan boneka dan beras secara terpisah.
No comments:
Post a Comment